- Anggun Rabiatul Adawia
- Sinthya Ade Putri
- Eka Nikita Rahmadani
- Andini Nur Pratiwi
- RD M Fathurrahman I
Kelainan, Cara Pencegahan, dan Teknologi pada Sistem Regulasi
Kelainan :
- Migrain, Penyakit sistem saraf ini mengakibatkan penderitanya merasakan sakit di sebagian kepalanya. Bagian sebelah kiri maupun kanan. Penyakit sistem saraf ini cenderung dianggap sepele. Namun bila dibiarkan, penyakit sistem saraf ini dapat merusak sel-sel saraf pada otak menjadi rusak.
- Struma, Struma merupakan pembengkakan kelenjar tiroid sehingga menimbulkan benjolan pada leher bagian depan. Penyebabnya antara lain karena adanya peradangan tumor atau kekurangan yodium.
- Miopi, Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
- Hipermetropi, Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cembung (positif).
- Salah satu cara menjaga sistem koordinasi adalah dengan tidur yang cukup. Setelah melakukan aktifitas fisik dan otak seharian, manusia membutuhkan istirahat yang optimum yang juga menjadi alternatif untuk menciptakan pola hidup sehat karena pada saat manusia melakukan ini, otot dan otak yang selama ini bekerja dapat relaksasi dan beristirahat.
- Dengan
pola makan yang benar, yakni mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tubuh akan
mendapatkan nutrisi yang cukup. Itu artinya setiap kali makan kita harus menyantap
makanan yang mengandung karbohidrat kompleks (karbohidrat yang mengandung serat dan
zat gizi lainnya), vitamin serta mineral, protein, juga lemak. Tentu saja semua dalam jumlah
yang cukup, sesuai kebutuhan tubuh. Dengan pola makan sehat seperti ini maka sistem koordinasi dapat berfungsi dengan baik. - Olahraga setiap hari dapat membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan meningkatkan kemampuan otak. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak.
1. Elektroneuromiografi (EMG)
EMG
merupakan suatu pemeriksaan yang non-invasif dan dipergunakan untuk memeriksa
keadaan saraf perifer dan otot. Dan merupakan pelengkap dari pemeiksaan klinis
neurologis maupun pemeriksaan penunjang lain (mis. MRI), sehingga dari
hasil-hasil pemeriksaan tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan.
Jangkauan
pemeriksaan EMG adalah sesuai dengan gangguan Lower Motor Neuron (LMN) yang
meliputi cornu anterior, radiks, pleksus, saraf prefier, paut saraf otot dan
otot.
Adalah
pemeriksaan yang dipergunakan untuk melihat atau mempelajari lesi-lesi yang
letaknya lebih proksimal, sepanjang jaras somato-sensorik (dengan kata lain
yang tidak terjangkau dengan EMG – jadi dapat yang bersifat Upper Neuron/UMN).
Suatu
tindakan yang dikerjakan akan menempuh resiko. Lapangan intraoperatif merupakan
satu bagian yang penuh dengan resiko dan pembedahan itu sendiri dapat
menimbulkan berbagai resiko pada system persyarafan dan anggota gerak.
Pembiusan
(anaesthesia) diaplikasikan untuk mencapai penekanan /supresi pada fungsi
motorik dan sensorik pasien selama proses pembedahan, namun supresi tersebut
tidak mampu memberikan informasi klinis dini/memberi peringatan dini kepada
operator jika terjadi bahaya yang mengancam, yang tepat pada waktunya.
Sebagai
metode alternatif dari monitoring dan untuk menjaga keselamatan fungsi syaraf
dari seorang pasien yang pada saat sedang dalam keadaan terbius total,
merupakan tujuan dari intraoperatif neurofisiologik monitoring.
Intraoperatif
Neurofisiologik Monitoring merupakan bagian dari neurofisiologi yang tergolong
berusia masih sangat muda. Alat ini baru dipergunakan sejak tahun 1994 di
Amerika Serikat.
Idealnya
adalah bahwa prosedur monitoring ini tidak menambah resiko dari pembedahan,
akan tetapi sebaliknya dapat menunjukan manfaat yang positif dalam mengurangi
insiden yang dapat membahayakan system persyarafan.
Suatu
tujuan dari intraoperatif neurofisiologik monitoring yaitu mendeteksi pada saat
yang tepat setiap terjadi kemundurang fungsi pada system persarafan yang dapat
terjadi selama operasi berlangsung, sehingga dapat segera kepada operator untuk
segera memodifikasi tindakan pembedahan agar fungsi dapat tetap terpelihara.
No comments:
Post a Comment