Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai
akibat gerak acak, dari daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan
konsentrasi rendah. Kecepatan difusi zat melalui membran sel tidak hanya
tergantung pada gradien konsentrasi (perbedaan konsentrasi antar ruang
pada sel), tetapi juga pada besar, muatan dan daya larut dalam lipid
dari partikel-partikel tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam
lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui membrane
daripada molekul hidrofilik. Membrane sel, kurang permeable terhadap
ion-ion (seperti Na+, Cl-, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang
tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat
berdifusi melalui membrane sel daripada molekul besar.Osmosis adalah
pertukaran air antara sel dan lingkungan dengan cara difusi yang melalui
membran semifermiabel. Pada sel-sel tanaman air, air masuk ke dalam
sel-sel dengan jalan osmosis. Dengan meningkatnya jumlah molekul di
dalam sel, isi sel mulai menekan dinding sel. Tekanan ini disebut
tekanan balik. Dinding selulosa dari sel yang kuat itu mampu bertahan
terhadap tekanan ini. Dengan cepat tekanan turgor di dalam sel ini sama
dengan tekanan osmosis meskipun konsentrasi air di dalam tidak sama
dengan di luar sel. Dalam vakuola-vakuola sentral sel-sel tanaman darat
acapkali dapat larutan dalam konsentrasi yang tinggi. Air yang diserap
dari tanah masuk kedalam sel dengan jalan osmosis dan menimbulkan
tekanan turgor. Hal ini membuat dinding-dinding sel itu menjadi kaku.
Tekanan turgor inilah yang menyebabkan kekakuan pada bagian dari tanaman
yang tidak berkayu seperti daun, bunga dan sebagainya. Jika tanaman
darat tidak mampu mendapatkan cukup air dari tanah maka sel-selnya
kehilangan tekanan turgor dan tanaman itu akan layu,
Air Murni
Salah satu proses difusi yang dikenal yaitu difusi terbantu dimana proses difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi
kecepatan difusi, di antaranya suhu dan zat yang berdifusi. Dengan
naiknya suhu, energi kinetik yang dimiliki molekul suatu zat menjadi
lebih tinggi sehingga pergerakan molekul zat menjadi lebih cepat.
Zat yang memiliki berat molekul kecil
akan lebih cepat berdifusi dibandingkan zat dengan berat molekul besar.
Oleh karena itu, zat yang paling mudah berdifusi adalah gas. Cairan
relatif lebih lambat berdifusi dibandingkan dengan gas.
Tidak seluruh molekul dapat berdifusi
masuk ke dalam sel. Membran sel terdiri atas molekul-molekul fosfolipid
dengan pori-pori ultramikroskopik yang dapat melewatkan molekul-molekul
berukuran kecil dan ion. Molekul-molekul yang dapat melewati membran sel
di antaranya adalah oksigen, karbon dioksida, air, dan beberapa mineral
yang larut dalam air.
Molekul berukuran sedang, seperti molekul
gula dan protein, tidak dapat berdifusi melewati membran sel. Membran
sel juga mampu menyediakan kemudahan biokimiawi untuk memindahkan
ion-ion mineral, gula, asam-asam amino, elektron, serta metabolit lain
melewati membran. Substansi-substansi dalam larutan ini melewati membran
dengan cara difusi dan transpor aktif serta proses osmosis tidak
spesifik. Pertukaran oksigen dan CO2 pada proses respirasi hewan
merupakan salah satu contoh difusi.
Pada prinsipnya, difusi membran sel
bersifat pasif. Membran sel tidak mengeluarkan energi untuk memindahkan
molekul ke luar maupun ke dalam sel.
Gambar: Sebuah osmometer. Osmometer
sederhana dapat mengukur tekanan osmotik. Osmosis akan bergerak dari air
murni ke larutan hingga tekanan osmotiknya seimbang.
b. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan
energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion –ion dan molekul melalui
membran sel yang bersifat permeabel dengan tujuan memelihara
keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh
muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin
(Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium.
Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan,
atau kehabisan energi.Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju ke luar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka ke arah dalam sel dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel.
Perbedaan utama antara transpor aktif,
osmosis, dan difusi adalah energi yang dikeluarkan sel. Pada osmosis dan
difusi, sel tidak mengeluarkan energi apapun untuk memindahkan zat
melewati membran sel karena zat berpindah sesuai dengan gradien
konsentrasi. Dengan kata lain, difusi dan osmosis terjadi secara
spontan.
Energi tambahan yang digunakan dalam
proses transpor aktif berasal dari ATP yang dihasilkan oleh mitokondria
melalui proses respirasi. Selain itu, pada membran sel terdapat lapisan
protein. Salah satu jenis protein yang terdapat di membran sel tersebut
adalah protein transpor. Protein transpor mengenali zat tertentu yang
masuk atau keluar sel.
Zat yang dipindahkan dengan cara transpor
aktif pada umumnya adalah zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar
sehingga tidak mampu melewati membran sel. Sel mengimbangi tekanan
osmosis lingkungannya dengan cara menyerap atau mengeluarkan
molekul-molekul tertentu. Dengan demikian, terjadi aliran air masuk
atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi tekanan osmosis dengan transpor
aktif menjadi sangat penting untuk bertahan hidup.
Pompa natrium kalium merupakan contoh
transpor aktif yang banyak ditemukan pada membran sel. Perpindahan
molekul ini menggunakan energi ATP untuk mengeluarkan natrium (Na+)
keluar sel dan bersama dengan itu memasukkan kalium (K+) ke dalam sel.
Perhatikan gambar berikut.
Ion Na+ dan K+ dengan transpor aktif
dapat melewati membran sel. (1) Ion Na+ terikat pada suatu tempat di
protein membran. (2) Ion Na+ tersusun dengan formasi tertentu untuk
dilepaskan ke luar sel. (3) Ion K+ dari luar diikat.(4) Hal ini m
erangsang memb ran sel untuk kembali ke bentuk semula. (5) Ion K+
dilepaskan protein membran dan masuk ke dalam sel.
Contoh Proses Difusi dan Transpor aktif dalam kehidupan kita sehari-hari adalah :
- pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis.
- uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara, dimana pada masing-masing zat, kecepatan difusi berbeda-beda.
- bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel. Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
- Perendaman kentang dengan air garam, menyebabkan kentang menjadi lebih asin.
- Perendaman tebu kedalam air gula, membuat tebu jauh lebih manis.
No comments:
Post a Comment